Selasa, 07 Juli 2020

Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Langkah-Langkah    Umum    Pembelajaran    dengan    Pendekatan Saintifik

Pelaksanaan pendekatan saintifik/ pendekatan berbasis keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar melalui: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2015: 23).

Langkah-langkah pendekatan saintifik (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan


 

data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai dan sikap-sikap  non  ilmiah  (Hosnan,  2014:  37).  Di dalam kurikulum 2013 ini pembelajaran difokuskan pada pendekatan scientific. Pendekatan scientific mengharuskan siswa melaksanakan kegiatan 5M yaitu, 1) Mengamati, 2) Menanya, 3) Menalar, 4) Mencoba, dan 5) Mengkomunikasikan.

Adapun penjelasan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1.   Mengamati (Observing)

 

Pengamatan atau observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi (Sani, 2014:54). Menurut Hosnan (2014: 40), mengamati adalah kegiatan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Kegiatan mengamati bertujuan untuk mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari interrelasinya elemen-elemen/ unsur tingkah laku manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu.

Kegiatan mengamati mengutamakan proses pembelajaran yang bermakna. Menurut Daryanto (2014: 60) metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses


 

pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti diantaranya: menyajikan media atau objek secara nyata, menantang/menarik rasa ingin tahu siswa, serta pelaksanaannya yang mudah. Metode ini sangat tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa, sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang bermakna.

Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) (Kemendikbud, 2015: 116). Peran guru dalam kegiatan mengamati adalah memfasilitasi siswa untuk melakukan proses mengamati. Guru dapat menyajikan media berupa gambar, video, benda nyata, miniatur, dll (Hosnan, 2014: 40). Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda/objek (Daryanto, 2014: 61). Siswa terlibat langsung dalam kegiatan mengamati objek/media yang akan dipelajari atau digunakan saat pembelajaran. Kompetensi yang ingin dikembangkan dalam kegiatan ini adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Observasi bertujuan untuk mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang yang diamati tersebut (Hosnan, 2014: 41).

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut.

1)   Menemukan objek yang akan diobservasi.


 

2)    Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

3)   Menentukan data-data apa yang perlu diobservasi.

 

4)   Menentukan tempat objek yang akan diobservasi.

 

5)   Menentukan bagaimana observasi akan dilakukan.

 

6)   Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.

 

Siswa melakukan pengamatan terhadap suatu benda untuk mengetahui karakteristiknya, misal: warna, bentuk, suhu, volume, berat, bau, suara, dan teksturnya. Benda dapat menunjukan karakteristik yang berbeda jika terkena pengaruh lingkungan. Perilaku manusia juga dapat diamati oleh siswa. Pengamatan terhadap perilaku manusia dilakukan untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respon, pendapat, dan karakteristik lainnya.

Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengunakan panca indera dan hasilnya didiskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan dengan angka.

 

 

Tabel 1. Contoh Data Kualitatif dan Kuantitatif

 

Contoh Data Kualitatif

Contoh Data Kuantitatif

Warna benda putih

0

Suhu benda 23 C

Bersuara keras/nyaring ketika

dipukul

Panjang benda 20 cm

Tekstur permukaannya halus

Massa benda 500 gram


 

2.   Menanya (Questioning)

 

Langkah ke dua pada pendekatan saintifik adalah questioning (menanya). Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik (Hosnan, 2014:48). Guru harus mampu menginsprirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didik belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didik, ketika itu pula guru mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal (Majid, 2014:215).

Menanya merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang sedang diamati atau untuk menambah informasi tentang objek pengamatan (dari pertanyaan faktual hingga hipotetik). Kegiatan menanya diharapkan dapat mengembangkan kompetensi kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan menanya merupakan kegiatan untuk mendorong,


 

membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Pertanyaan yang muncul menjadi dasar untuk mencari informasi lebih lanjut.

3) Mengumpulkan Informasi

 

Mengumpulkan informasi merupakan kegiatan lanjutan dari menanya. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber, pengamatan, atau melakukan percobaan. Kompetensi yang diharapkan dapat mengembang melalui kegiatan ini yaitu sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.

Menurut Hosnan dan Ed. (2014: 57) kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau osbjek yang lebih teliti, atau bahkan dengan melakukan eksperimen. Aktivitas belajar siswa adalah menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen) mengumpulkan data

Tugas guru dalam mengembangkan kemampuan menanya adalah menyusun pedoman kegiatan siswa untuk melakukan berbagai aktifitas mengumulna informasi, misalnya menyusun pedoman melakukan eksperimen/pengamatan, menyusun pedoman wawancara dan menentukan


 

sumber    bacaan    yang    perlu    dibacaoleh    siswa    sesuai    dengan   topik pembelajaran yang dipelajari.

4.   Mengasosiasi/Mengolah Informasi/Menalar

 

Kegiatan mengasosiasi merupakan kegiatan mengumpulkan informasi, fakta maupun ide-ide yang telah diperoleh dari kegiatan mengamati, menanya, maupun mencoba untuk selanjutnya diolah. Pengolahan informasi merupakan kegiatan untuk memperluas dan memperdalam informasi yang diperoleh sampai mencari solusi dari berbagai sumber. Sedangkan dalam kegiatan menalar, peserta didik menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan seharihari. Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksudkan merupakan penalaran ilmiah, walaupun penalaran nonilmiah tidak selalu


 

tidak bermanfaat (Majid, 2014:223). Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer, peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam 16 referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar (Hosnan, 2014:67).

 

5.   Mengomunikasikan

 

Kegiatan mengomunikasikan merupakan kegiatan yang mana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari baik dengan cara ditulis maupun diceritakan. Melalui kegiatan ini, maka guru dapat memberikam konfirmasi jika ada kesalahan pemahaman peserta didik. Kompetensi yang diharapkan dapat berkembang dari kegiatan ini adalah sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar (M. Hosnan, 2014: 37-76).


 

Peran guru pada kegiatan mengkomunikasikan adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama- sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Hosnan dapat disajikan dalam tabel berikut.

 

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

 

Kegiatan

Aktivitas Belajar

Mengamati

(observing)

Melihat,      mengamati,       membaca,      mendengar,

menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya (questioning)

Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu

kebiasaan)

Mengumpulkan

Data (experimenting)

Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan

yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data

Mengasosiasi (associating)

Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari unstructured -

uni structure-multistructur-ecomplicated structure

Mengomunikasikan

Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media

lainnya

Sumber: M. Hosnan (2014:39)


 

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka langkah pendekatan saintifik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengamati (proses pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada objek secara sistematis), menanya (pengajuan pertanyaan mengenai objek pengamatan untuk hal-hal yang belum dipahami maupun untuk menambah informasi dari objek pengamatan), mengumpulkan data (pengumpulan data/informasi dari kegiatan mengamati dan menanya), mengasosiasi (mengkaji lebih luas dan lebih dalam informasi yang telah diperoleh serta mengidentifikasi hubungannya dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari), dan mengomunikasikan (penyampaian hasil diskusi kelompok mengenai materi yang sedang dipelajari untuk mengetahui kebenaran dari hasil diskusi/mendapatkan konfirmasi dari guru) (catatan pembimbing ditambah uraiannya beserta contoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar