a. Kerangka
Karangan
1) Pengertian
kerangka karangan
Dalam proses penyusunan
karangan ada tahapan yang harus dijalani yaitu salah satunya membuat kerangka
karangan. Menurut Mila (2011:134) kerangka karangan adalah “rencana teratur
tentang pembagian dan penyusunan gagasan”.
Adapun menurut Keraf (dalam
Mulyati, dkk :2008) kerangka karangan adalah “ suatu cara untuk menyusun suatu
rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang digarap”.
Berdasarkan pendapat di atas
kerangka karangan adalah suatu cara yang harus dilalui sebelum melakukan
kegiatan penulisan karangan.
2) Fungsi
da manfaat kerangka karangan
Fungsi utama kerangka karangan
adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Melalui kerangka karangan
dapat melihat kekuatan dan kelemahan pada perencanaan karangannya. Selain itu,
kerangka karangan juga memiliki manfaat. Seperti yang diungkapkan Yeti Mulyati,
dkk ( 2008:9.4) yaitu:
a)
Kerangka
karangan sangat membantu penulis memetakan ide-idenya secara teratur.
b)
Kerangka
karangan dapat menghindari pemunculan sebuah gagasan secara berulang.
c)
Kerangka
karangan dapat membantu penulis dalam mengontrol kuantitas dan kualitas
gagasan-gagasan yang hendak dituangkan ke dalam tulisan secara memadai dan
proposional.
d)
Kerangka
karangan dapat memandu penulis dalam mengontrol arah dan sasaran tulisannya
agar tidak keluar dan menyimpang dari topik dan judul yang telah ditentukan.
e)
Melalui
kerangka karangan, penulis memiliki peluang untuk memperluas bagian-bagian
pokok karangan yang telah tersusun.
f)
Melalui
pemetaan ide-ide dalam kerangka karangan, kevariatifan suasana dalam sebuah
karangan dapat dibuat oleh penulis secara mudah.
g)
Kerangka
karangan akan mempermudah dan membantu penulis dalam mencari bahan tulisan dan
sumber-sumber rujukan yang diperlukan.
Berdasarkan pendapat
diatas dapat dikatakan bahwa fugsi dan maanfaat kerangka karangan adalah
sebagai pedoman penulis untuk membuat karangan yang baik, dan tuntunya menarik
untuk dibaca.
b.
Teknik
Penilaian Hasil Karangan
Dalam memberikan penilaian terhadap hasil
karangan tidaklah mudah, karena setiap peserta didik memiliki pemikiran yang
berbeda-beda dalam memilih gagasan untuk dituangkan mereka kedalam bentuk
tulisan. Burhan Nurgiyantoro (2009: 304) mengemukakan “penilaian terhadap hasil
karangan bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas.
Begaimanapun juga betapapun kadarnya, unsur subjektivitas penilaian pasti
berpengaruh.”
Selain model di atas, Harris (dalam Burhan
Nurgiyantoro, 2009: 306) mengemukakan
model pendekatan analisis yang lain, misalnya analisis unsur-unsur karangan.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah “content
(isi gagasan yang dikemukakan), form
(organisasi isi), grammar (tata
bahasa dan pola kalimat), style (gaya:
pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics
(ejaan).”
Pada model ini,
penilaian yang dilakukan sebelumnya harus menentukan bobot dari masing-masing
unsur karangan yang ingin dinilai. Setiap unsur mempunyai bobot penilaian yang
berbeda-beda, dengan skor maksimum berjumlah seratus.
Tabel 2
Model Penilaian Tugas
Menulis
Dengan Pembobotan
Masing-Masing Unsur
Menurut Harris (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2009: 307)
No.
|
Unsur yang dinilai
|
Skor Maksimum
|
Skor Siswa
|
1.
|
Isi gagasan yang di kemukakan
|
35
|
……………
|
2.
|
Organisasi isi
|
25
|
……………
|
3.
|
Tata bahasa
|
20
|
……………
|
4.
|
Gaya pilihan struktur dan kosa kata
|
15
|
……………
|
5.
|
Ejaan
|
5
|
……………
|
Jumlah
|
100
|
……………
|
Berdasarkan unsur yang
nilai dalam menulis karangan menurut Amran Halim, dkk (dalam Yeti Mulyati,
2008) mengemukakan ada lima komponen penting yang terdapat dalam sebuah karangan
yaitu:
1)
Isi
atau subtansi karangan.
2)
Bentuk
karangan.
3)
Tata
bahasa.
4)
Gaya
5)
Penerapan
ejaan dan tanda baca.
Adapun penjelasan dari pendapat
Amran Halim, dkk (dalam Yeti Mulyati, 2008)
1) Isi
atau subtansi karangan adalah hal-hal yang dituangkan ke dalam karangan. Isi
karangan dapat berupa ide, pengalaman, fakta, atau informasi-informasi yang
diperoleh melalui bacaan.
2) Bentuk karangan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu karangan dalam bentuk formal dan nonformal. Contoh karangan dalam bentuk
formal antara lain laporan, surat dinas, jurnal, dan karyailmiah. Sedangkan
karangan yang berbentuk nonformal antara lain cerpen, dogeng, novel, dan
karya-karya sejenis.
3) Tata
bahasa merupakan aturan-aturan bahasa yang berlaku. Tata bahasa dalam tulisan
meliputi tata cara menggabungkan kata atau morfem (morfologi), penyusunan
kalimat (sintaksis), serta aturan-aturan atau tata cara penulisan.
4) Gaya,
berhubungan dengan pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa yang digunakan oleh
seorang penulis. Komponen ini sangat besar pengaruhnya terhadap isi tulisan.
Pilihan kata banyak memiliki keterkaitan dengan komponen-komponen lain dalam
tulisan, terutama keterkaitannya dengan tujuan, bentuk tulisan, terutama
keterkaitannya dengan membaca.
5) Penerapan
ejaan dan tanda baca dalam sebuah tulisan harus disesuaikan dengan ejaan yang
berlaku. Penggunaan ejaan yang tidak mengukuti aturan-aturan kebahasaan akan
mengganggu pemahaman pembaca terhadap isi tulisan, hal ini menimbulkan tulisan
menjadi tidak komunikatif.
Ref.
Mulyati,Yeti, dkk.
(2008). Bahasa Indonesia. Jakarta :
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar