1. Media Konkret
a. Pengertian
Media Konkret
Konkret
berarti nyata dapat dibuktikan dalam pengertiannya. Seperti yang diungkapkan
Rodhatul Jennah (2009:79) bahwa objek adalah “benda sebenarnya yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran” media konkret perlu digunakan untuk mempermudah peserta didik di
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut
Ibrahim dan Syaodih (2003:118), yang dimaksud
media konkret yaitu “ untuk
mencapai hasil yang optimal dari proses belajar mengajar salah satu yang
disarankan dalam digunakannya pula media yang bersifat langsung, bersifat nyata
atau realita”. Benda konkret yang sesungguhnya akan memberikan ransangan yang amat penting bagi peserta didik dalam
mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan
tertentu. Melalui penggunaan media konkret ini, kegiatan belajar mengajar dapat
melibatkan semua indera peserta didik, terutama indera peraba.
Media
konkret memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran, media
konkret dapat dan memperlancar dan memperjelas penyampaian materi pembelajaran,
media konkret dapat menumbuhkan minat peserta didik dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pembelajaran dan dunia nyata, agar lebih efektif
peserta didik sebaiknya berinteraksi langsung dengan media nyata meyakinkan
terjadinya proses informasi.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media konkret adalah media atau benda
yang digunakan pendidik pada saat proses belajar mengajar di kelas yang dapat
dilihat secara langsung dan nyata oleh peserta didik. media konkret juga ini
berasal dari benda-benda yang mudah didapatkan dan mudah digunakan sehingga
membantu memudahkan peserta didik memahami suatu pelajaran yang disampaikan
pendidik, karena itu media konkret sangat berperan dalam proses belajar
mengajar.
b.
Contoh Media Konkret
1)
Boneka

Gambar
1
Boneka
monyet, kuda, dan gajah
Boneka merupakan suatu
mainan yang sudah tidak asing lagi di dunia anak-anak. Bentuk boneka yang lucu
dan persis aslinya, membuat anak-anak atau pun orang dewasa ingin memiliki
mainan tersebut.
Boneka atau dalam
bahasa Portugis boneca adalah sejenis
mainan yang dapat berbentuk macam-macam terutama bentuk manusia dan bahkan
sekarang termasuk tiruan dari bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan
salah satu model perbandingan dengan makhluk hidup yang sesunggguhnya. Dalam
Kamus Pintar Bahasa Indonesia (2006)
boneka adalah “tiruan anak dalam permainan”.
Penggunaan boneka
dimanfaatkan selain sebagai mainan anak-anak, juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran, boneka juga sebagai
perantara alat komunikasi, menangkap daya pikir anak, mengembangkan daya
visualnya serta dapat berimajinasi dengan senangnya dia belajar.
(id.wikipedia.org/wiki/Boneka)
Berdasarkan penjelasan
di atas dapat dikatakan bahwa boneka merupakan suatu benda tiruan dari manusia,
hewan maupun tokoh-tokoh animasi lainnya yang digunakan sebagai media
pembelajaran dan memberikan banyak manfaat bagi peserta didik dalam
pembelajaran.
2)
Buah
Buah sudah tidak asing lagi buat kita, karena buah
merupakan salah satu asupan makanan yang mengandung banyak vitamin. Pengertian
buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Buah memiliki
banyak manfaat khasiat yangberguna bagi manusia, oleh karena itu buah-buahan
disebut sebagai gudang kandungan yang dibutuhkan manusia. Adapun beberapa jenis buah yang sering kita jumpai
dan komsumsi seperti di bawah ini:

Gambar 2
Buah salak, kedondong, dan jeruk
(a)
Buah Kedondong
Kedondong
adalah tanaman buah yang tergolong dalam suku mangga-manggaan. Buah kedondong
dapat dimakan langsung dalam kondisi segar, atau sering pula dioleh menjadi
rujak, asinan, dan makanan lainnya. Tanaman ini umumnya terdapat di daerah
tropis dan lebih menyukai tanah didataran rendah sebagai tempat tumbuhnya.
Bentuk buahnya bulat lonjong dengan kulit berwarna hijau. Namun kalau sudah
matang, kulitnya akan berubah menjadi kuning dan mudah di kupas. (www.
anneahira.com/manfaat-buah-kedondong).
(b)
Buah Salak
Salak
adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip sisik
ular. Pada buah salak yang sudah matang biasanya memiliki beragam aneka rasa
misalnya rasa manis, asam, dan ada juga yang sedikit sepat. Manfaat yang
didapat bagi yang mengkomsumsi buah salak adalah antara lain meningkatkan
kecerdasan otak, menjaga kesehatan mata, mencegah sembelit, membantu program
diet. (www. infoharianbaru.com,
Muhammad Aswanda. Manfaat Buah Salak dan Juga Khasiatnya). id.m.wikipedia.org/wiki/salak
(c)
Buah Pisang
Pisang
adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun lebar
memanjang dari suku Musaceae. Buah ini tersusun dalam tandan dengan
kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah
pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, hijau, ungu,
atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber
energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Pisang merupakan salah satu
buah yang digemari oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai usia. Ini
dikarenakan, buah ini mudah didapatkan di semua tempat serta dengan harga yang
relatif murah.
c.
Manfaat Media Konkret
Media
konkret merupakan suatu media nyata yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dimana nantinya akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang
lebih baik. Menurut Sudjana dan Rivai (Jannah, 2009:25), mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar yaitu:
1)
Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2)
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh pembelajar
dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3)
Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata berkomunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh pembelajar, sehingga pembelajaran tidak bosan dan
pembelajaran tidak habis tenaga, apalagi kalau pembelajaran mengajar dalam
setiap jam pembelajaran.
4)
Pembelajar
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian pembelajaran, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Dengan
demikian, manfaat media sangat berpengaruh dalam pembelajaran, media
pembelajaran dengan menggunakan media konkret dapat membantu peserta didik
dalam pembelajaran si sekolah.
Menurut Perdana ( 2007:
12) dalam media konkret mempunyai lima manfaat yaitu:
1)
Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbal.
2)
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
3)
Menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan guru.
4)
Memungkinkan
peserta didik belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
5)
Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan prestasi yang
sama.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa media konkret dapat memperjelas pesan yang
disampaikan kepada peserta didik, media konkret dapat memberikan rangsangan
belajar dan proses belajar mengajar pun menjadi menarik perhatian peserta
didik.
d. Tujuan
Penggunaan Media Konkret
Penggunaan media
didalam proses belajar mengajar bukan bermaksud mengganti cara mengajar yang
baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu pendidik dalam penyampaian materi
atau informasi pelajaran, dengan menggunakan media diharapkan terjadi interaksi
antara pendidik dengan peserta didik secara maksimal dapat mencapai hasil belajar
yang sesuai dengan tujuan. Secara umum tujuan dari penggunaan pesan-pesan atau
materi pembelajaran kepada peserta didik agar pesan lebih mudah dimengerti,
lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada peserta didik dan dengan
digunakannya media konkret ini pada proses pembelajaran maka akan memudahkan
peserta didik untuk mempelajari sesuatu atau pun dalam situasi yang nyata.
e. Kelebihan
dan Kelemahan Media Konkret
Media konkret memiliki
beberapa kelebihan dan kelemahan seperti yang di ungkapkan Ibrahim dan Syaodih
(2008: 118) yaitu:
1)
Kelebihannya:
a)
Dapat
memberikan kesempatan semaksimaal mungkin pada peserta didik untuk mempelajari
sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
b)
Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami sendiri situasi yang
sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak
mungkin alat indra.
2)
Kelemahannya:
a)
Biaya
yang diperlukan untuk mengadakan berbagai media konkret kadang-kadang tidak
sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam penggunaanya.
b)
Tidak
selalu dapat memberikan semua gambaran dari benda yang sebenarnya, seperti
pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran
harus didukung pula dengan media lain.
Jadi berdasarkan
kelebihan dan kelemahan media konkret diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa media konkret dapat mempelajari sesuatu dalam situasi yang nyata serta
melatih kerampilan indra peserta didik, namun semua tidak media konkret menelan
biaya yang murah.
f. Langkah-langkah
Pembelajaran Menggunakan Media Konkret
Agar proses
pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli tersebut dapat berlangsung dan
berhasil dengan baik, maka perlu menempuh beberapa langkah. Langkah-langkah
tersebut menurut Soulier (dalam Yetrae, 2013) adalah:
1)
Menetapkan
tujuan yang jelas
2)
Merumuskan
tujuan prilaku khusus secara tepat
3)
Memilih
alat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan
mengetahui karakteristik peserta didik secara tepat.
4)
Menyusun
perencanaan pelajaran
5)
Melaksanakan
penyajian pembelajaran yang berpusat keterlibatan peserta didik dan
dikombinasikan dengan media.
6)
Melakukan
kegiatan tindak lanjut
7)
Melakukan
evaluasi
Adapun penjelasan dari
pendapat Soulier (dalam Yatrae,2013) sebagai berikut.
1) Menetapkan
tujuan yang jelas
Langkah awal yang
dilakukan dalam pemanfaatan benda asli yakni penetapan tujuan secara jelas.
Tujuan pembelajaran ini sifatnya masih umum, namun dapat menggambarkan bentuk
kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran.
2) Merumuskan
tujuan prilaku khusus secara tepat
Setelah menetapkan
tujuan umum kemudian guru merumuskan tujuan yang sifatnya lebih khusus. Tujuan
khusus ini rumusannya jelas menggambarkan tentang kemampuan yang diharapkan
dapat dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran. Bentuk prilaku
sebagai tujuan, dapat diklasifikasi ke dalam tiga domain yaitu domain kognitif,
afektif, dan psikomotor.
3) Memilih
alat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan
mengetahui karakteristik peserta didik secara tepat.
Benda asli yang akan
diamanfaatkan terlebih dahulu harus dipilih secara cermat sehingga dapat
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu.
Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh
kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik benda
asli yang akan digunakan. Disamping itu perlu disesuaikan juga dengan karakteristik
peserta didik, seperti dalam hal kemampuan atau taraf berpikir, pengalaman,
jumlah peserta didik dan gaya belajarnya.
4) Menyusun
perencanaan pelajaran
Langkah keempat dari
pemanfaatan benda asli kegiatan pembelajaran yaitu menyusun perencanaan
pembelajaran, maka diharapkan pembelajarannya dapat berlangsung secara lancar.
5) Melaksanakan
penyajian pembelajaran yang berpusat keterlibatan peserta didik dan
dikombinasikan dengan media.
Setelah rencana
pelajaran disusun dengan baik, maka langkah berikutnya yaitu melaksanakan
penyajian materi pelajaran. Dalam penyajian atau pembahasan materi dengan
memanfaatkan benda asli, peserta didik perlu dilibatkan secara aktif.
6) Melakukan
kegiatan tindak lanjut
Setelah
penyajian materi dengan memanfaatkan benda asli selesai, kemudian perlu
dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat berupa diskusi, penyusunan
laporan, pemberian latihan dan eksperimen.
7) Melakukan
evaluasi
Untuk mengukur
keberhasilan pencapaian terhaadap tujuan yang telah dirumuskan pada awal
kegiatan pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan bukan
hanya untuk menentukan angka keberhasilan, namun sebagai feedback bagi guru dan peserta didik
setelah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli.
Ketujuh langkah
tersebut di atas sangat perlu untuk diperhatikan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli atau konkret, sehingga
pembelajaran yang dilakukannya dapat berlangsung secara efektif.
Indikator yang diharapkan setelah di terapkannya
media konkret ini adalah:
1. Menentukan
tema atau topik karangan.
2. Menyusun
kerangka karangan.
3. Mengembangkan
karangan menjadi karangan yang padu dengan memperhatikan penggunaan huruf
kapital dan tanda baca.
Adapun
media yang digunakan dalam kemampuan menulis karangan untuk, pencapaian indikator di atas yaitu menggunakan
benda konkret seperti boneka bentuk binatang, buah-buahan dan benda konret
lainnya yang ada di sekitar peserta didik atau dalam ruang kelas.
Ref.
Jennah,
Rodhatul. (2009). Media Pembelajaran.
Banjarmasin : Antasari Press.
Ibrahim, R.,& Syaodih Nana. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rinika Cipta
Y.
Wahyu, Istiyono & Silaban, Ostaria. (2006). Kamus Pintar Bahasa Indonesia.
Batam: Karisma Publishing Group.
luar biasa
BalasHapus